More Detail

MITOS IBU HAMIL DILARANG MAKAN SAMBAL, NANTI KEPALA BAYI BOTAK

MITOS IBU HAMIL DILARANG MAKAN SAMBAL, NANTI   KEPALA BAYI BOTAK
Masih percayakah anda dengan adanya mitos??
Masyarakat Indonesia mayoritas masih banyak yang mempercayai dengan adanya mitos dari nenek leluhur mereka, terutama mitos untuk ibu hamil.
Banyak sekali pantangan yang harus di jauhi oleh seorang wanita yang sedang mengandung, di antaranya dilarang membersihkan sisik kulit ikan, dilarang merendam baju, dilarang meninggalkan piring atau gelas kotor, dilarang membunuh binatang dan masih banyak pantangan dan larangan lainnya.
yang akan kami bahas kali ini adalah mitos tentang makan sambal yang menyebabkan calon jabang bayi nanti kepalanya akan botak.
Di Indonesia, utamanya di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak mitos (larangan) seputar kehamilan yang beredar di masyarkat. Dari segi makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian si ibu hamil ataupun si jabang bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat/pesan dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak/karma yang tidak menyenangkan. Padahal  jika dinalar dengan akal sehat , diteliti dari segi medis, maupun dari segi aqidah, banyak mitos yang tidak berhubungan secara medis maupun ilmiah.
Sambal merupakan salah satu jenis makanan penggugah selera favorit orang Indonesia. Bahkan bagi seorang penggemar pedas (sambal), makan tanpa sambal membuat rasa makanannya jadi kurang nendang. Banyak mitos yang mengatakan bahwa kalau ibu yang sedang hamil itu tidak boleh makan sambal. Alasannya adalah karena ibu hamil yang makan sambal itu bisa membuat bayinya nanti jadi botak atau belekan.
Masalah makan pedas bisa membuat botak bayi yang dikandung oleh ibu hamil sampai saat ini tidak ada hasil penelitian pastinya, namun yang dikhawatirkan adalah jika si ibu makan terlalu pedas bisa membuat ibu hamil jadi diare, sehingga menyebabkan ibu dan bayinya menjadi dehidrasi.
Faktanya, Botak pada dasarnya adalah suatu kondisi herediter yang disebabkan genetik dan diwariskan kepada Generasi berturut-turut melalui resesif gen yang tidak muncul di semua progeni. Pola-pola gen yang menyebabkan rambut rontok dilakukan pada kromosom X seksual yang ditemukan pada laki-laki yang membawa semua ciri-ciri genetik seperti pembentukan gonad pada kedua jenis kelamin serta karakteristik lain seperti pertumbuhan rambut. Gen-gen yang menyebabkan pertumbuhan rambut dapat ditemukan dalam bentuk gen dominan (A) untuk contoh atau bentuk resesif (a). Yang dominan menyebabkan pertumbuhan normal rambut dan hasil gen resesif dalam kerontokan rambut atau kebotakan.
Seperti disebutkan sebelumnya gen ini dilakukan pada kromosom seks X dan diurutkan ke gamet dari kedua laki-laki dan perempuan selama pembentukan gamet. Ditemukan bahwa pria memiliki satu kromosom X seks samping satu sama lain Y sehingga kita dapat merujuk ke genotipe XY + 21 (21 menunjukkan untuk lainnya kromosom disebut kromosom somatik tetapi mereka tidak keberatan kami dalam kondisi rambut rugi) dan sebaliknya perempuan memiliki dua kromosom X sehingga genotipe perempuan XX +21.
Dari semua informasi yang disebutkan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa laki-laki hanya dapat memiliki satu gen A atau karena mereka hanya mengandung satu kromosom X sehingga mereka dapat berupa normal, laki-laki (botak atau menderita dari rambut menipis) laki-laki (rambut normal) atau abnormal.
Di sisi lain perempuan memiliki tiga kemungkinan. Yang normal (masing-masing kromosom X membawa gen A) atau abnormal (masing-masing membawa X) atau yang terakhir dan kondisi lebih berbahaya yang menyebabkan keturunan berkelanjutan dari gen menyebabkan kebotakan (a).
Kelainan, kelainan autoimun yang disebut alopecia merupakan kelainan yang menyebabkan kulit kepala anak mendadak kehilangan rambut dan menjadi pitak. Alopecia yang hanya terjadi pada sebagian daerah kulit kepala (pitak) disebut alopecia areata, bila terjadi pada seluruh kulit kepala (botak) disebut alopecia totalis, dan bila terjadi pada seluruh tubuh disebut alopecia universalis. Dimana gangguan alopecia menyerang sel-sel di dalam folikel rambut yang sedang membentuk rambut baru, yang mengakibatkan folikel tersebut menjadi kecil dan kecepatan produksi rambut  turun  drastis. Rambut anak akan rontok dan botak selama beberapa bulan, bahkan bertahun-tahun. Gangguan ini dapat menyerang semua usia. Namun sebagian besar terjadi sejak masa balita dan diderita oleh 1 dari 1.000 anak balita. Selain itu, 25% dari anak balita penderita kelainan autoimun ini memiliki kuku yang rapuh dan mudah patah. Sedangkan 5% anak penderita alopecia areata memiliki kemungkinan mengalami alopecia totalis alias kebotakan total.
            Penyebabnya secara pasti maupun pemicunya sampai sekarang belum berhasil ditemukan oleh para ahli serta tidak ada upaya pencegahan karena penyebab maupun pencetusnya hingga kini belum diketahui secara pasti.
Mitos muncul karena kepercayaan orang-orang terhadap hal-hal yang kurang lazim terjadi, kita bisa mengambil nilai positif yang baik untuk kita contoh, namun apabila mitos dapat membuat kita resah dan berhalusinasi terlalu jauh, kita lebih baik mempercayakan semuanya kepada Tuhan YME. 
MITOS IBU HAMIL DILARANG MAKAN SAMBAL, NANTI KEPALA BAYI BOTAK 9 Out Of 10 Based On 10 Ratings. 9 User Reviews.
Share 'MITOS IBU HAMIL DILARANG MAKAN SAMBAL, NANTI KEPALA BAYI BOTAK' On ...

Ditulis oleh: achmadrulmaulana - Monday, June 24, 2013

Belum ada komentar untuk "MITOS IBU HAMIL DILARANG MAKAN SAMBAL, NANTI KEPALA BAYI BOTAK"

Post a Comment